0
Labels List
Labels Cloud
Popular Posts
Home  ›  General

Peran Bank Sentral dan Kebijakan Moneter dalam Stabilisasi Ekonomi


Sebagai masyarakat yang hidup di negara yang memiliki perekonomian yang besar dan kompleks, tentu saja kita perlu memahami peran Bank Sentral, bank umum, dan kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut dikarenakan hampir seluruh transaksi dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat harus melalui bank dan terdapat kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk mengatur aliran uang di masyarakat. Oleh karena itu, artikel ini akan memberikan penjelasan mengenai peran bank sentral, bank umum, dan kebijakan moneter dalam bahasa Indonesia yang mudah dipahami.

Peran Bank Sentral dalam Menciptakan Stabilitas Ekonomi


Bank Sentral dalam Menciptakan Stabilitas Ekonomi


Bank Sentral atau Otoritas Moneter adalah lembaga yang bertanggung jawab atas pengaturan sistem moneter dan keuangan suatu negara. Tugas utama Bank Sentral adalah menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan kelancaran kegiatan ekonomi. Bank Sentral berperan penting dalam menciptakan stabilitas ekonomi melalui kebijakan moneter yang dikeluarkannya.




Dalam konteks Indonesia, Bank Sentral atau lebih dikenal dengan nama Bank Indonesia (BI) juga memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan stabilitas ekonomi. BI berperan dalam menjaga stabilitas harga (inflasi) dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Upaya ini dilakukan oleh Bank Indonesia melalui berbagai kebijakan moneter yang dikeluarkannya. Pada kesempatan ini, akan dibahas mengenai peran Bank Sentral dalam menciptakan stabilitas ekonomi melalui kebijakan moneter.



Kebijakan Moneter




Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang dilakukan oleh Bank Sentral dalam mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Bank Sentral melakukan pengaturan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dengan menggunakan instrumen moneter, seperti suku bunga, cadangan wajib minimum, operasi pasar terbuka dan lain sebagainya. Tujuannya adalah agar jumlah uang yang beredar di masyarakat tidak berlebihan sehingga dapat menimbulkan inflasi yang berbahaya bagi stabilitas ekonomi negara.



Instrumen Moneter




Suku bunga adalah salah satu instrumen moneter yang seringkali digunakan oleh Bank Sentral dalam menciptakan stabilitas ekonomi. Suku bunga merupakan biaya yang harus dibayar oleh peminjam pada saat meminjam uang di bank. Ketika suku bunga naik, maka akan menurunkan nafsu konsumen dan investor untuk meminjam uang. Artinya, ketika suku bunga tinggi, maka investasi akan relatif lebih mahal dan hal tersebut akan menekan pertumbuhan ekonomi.




Cadangan wajib minimum adalah ketentuan yang dikenakan pada bank komersial untuk menyimpan sebagian dana mereka di Bank Sentral. Cadangan wajib minimum ini bertujuan untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Ketika Bank Sentral menaikkan cadangan wajib minimum, maka bank komersial akan memiliki dana lebih sedikit untuk dipinjamkan pada masyarakat. Artinya, hal ini akan menarik harga uang (suku bunga) naik dan mendorong pelaku ekonomi untuk lebih berhemat dalam menggelontorkan investasi.




Operasi Siswa Terbuka (OST) adalah salah satu bentuk instrumen moneter yang dilakukan oleh Bank Sentral. Operasi pasar terbuka ini bertujuan untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Untuk melakukan OST ini, Bank Sentral akan melakukan pembelian atau penjualan surat berharga pemerintah di pasar uang. Dengan melakukan pembelian surat berharga, maka Bank Sentral akan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Sedangkan, ketika Bank Sentral menjual surat berharga, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah.



Stabilitas Nilai Tukar Rupiah




Selain menjaga stabilitas harga (inflasi), Bank Sentral juga berperan dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Hal ini dilakukan dengan mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat dan mengatur kebijakan suku bunga. Keseimbangan nilai tukar rupiah akan menentukan posisi ekonomi suatu negara dalam perdagangan internasional. Bila rupiah terdepresiasi terhadap mata uang negara lain, maka hal ini akan menambah biaya impor, sementara penjualan produk ekspor akan lebih menguntungkan.




Kebijakan BI dalam menjaga nilai tukar rupiah diantaranya melalui stabilisasai cadangan devisa dan intervensi pasar valuta asing. Cadangan devisa adalah simpanan bank sentral dalam bentuk aset asing, seperti emas, valuta asing dan surat berharga pemerintah asing, yang akan dibayarkan dalam mata uang asing. Cadangan devisa ini digunakan untuk menjamin kestabilan nilai tukar rupiah dan mampu digunakan sebagai cadangan ketika terjadi ketidakseimbangan neraca pembayaran. Sedangkan, intervensi pasar valuta asing dilakukan untuk mempertahankan nilai tukar rupiah dalam batasan yang wajar agar tidak mengganggu stabilitas ekonomi negara.



Penutup




Dalam menciptakan stabilitas ekonomi, Bank Sentral memiliki peran yang sangat penting. Bank Sentral harus mampu menerapkan kebijakan moneter yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi dan menjaga agar tidak terjadinya inflasi yang merugikan masyarakat secara umum. Upaya ini dilakukan dengan menggunakan instrumen moneter yang ada, seperti suku bunga, cadangan wajib minimum, operasi pasar terbuka dan lain sebagainya. Selain itu, Bank Sentral juga memainkan perananannya dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah agar tidak mengganggu stabilitas ekonomi. Oleh karenanya, peran Bank Sentral sangat penting bagi keberlangsungan perekonomian suatu negara.



Kebijakan Moneter sebagai Alat Mengendalikan Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi


kebijakan moneter

Sebagai bank sentral negara, Bank Indonesia (BI) bertugas menjaga stabilitas harga atau inflasi serta stabilitas sistem keuangan. Salah satu tugasnya yaitu menjalankan kebijakan moneternya dengan tujuan untuk mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.



Salah satu alat yang digunakan BI dalam mengendalikan inflasi adalah dengan menjaga kestabilan harga-harga. BI akan menetapkan sasaran inflasi setiap tahunnya. Sasaran inflasi merupakan tingkat kenaikan harga yang dianggap masih dapat diterima oleh masyarakat dan pemerintah. Jika inflasi terlalu tinggi atau jauh dari sasaran inflasi, maka BI akan mengambil tindakan dengan menaikkan suku bunga untuk mengurangi permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.



Dalam kebijakan moneternya, BI juga turut memperhatikan pertumbuhan ekonomi. Melalui kebijakan ini, BI diharapkan dapat mengatur keseimbangan antara inflasi dengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang terlalu tinggi dapat menimbulkan inflasi yang tinggi pula.



Salah satu opsi yang dapat diambil BI untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah dengan menurunkan suku bunga, sehingga masyarakat lebih cenderung untuk meminjam dan menghabiskan uangnya untuk berbelanja, sehingga meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa. Selain itu, BI juga bisa melakukan intervensi di pasar uang dan valuta asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga neraca perdagangan.



Namun, meskipun BI berupaya untuk menjaga inflasi dan pertumbuhan ekonomi, kebijakan moneternya tak bisa selalu berhasil dengan sempurna. Misalnya, jika inflasi tergolong rendah, BI dapat menurunkan suku bunga untuk meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa. Namun, jika inflasi menjadi terlalu tinggi, meningkatkan suku bunga hanya akan memperburuk kondisi. Ini disebabkan karena peningkatan suku bunga akan membuat perbankan menaikkan suku bunga kreditnya, menguras uang masyarakat. Kurangnya permintaan di pasar akan membuat harga turun, tetapi produksi juga bisa turun, yang dapat menyebabkan hilangnya lapangan kerja dan resesi ekonomi.



Maka dari itu, BI juga perlu memperhatikan aspek-aspek yang lain dalam menjalankan kebijakan moneternya. Pertumbuhan ekonomi merupakan tujuan utama pada tataran makroekonomi, namun BI harus juga memastikan bahwa pertumbuhan yang dicapai cukup inklusif bagi masyarakat Indonesia.



BI memiliki beberapa kebijakan moneternya, antara lain :




  • Suku Bunga

  • Operasi Pasar Terbuka

  • Fasilitas Pembiayaan Likuiditas Intraday

  • Kebijakan Makroprudensial



Keempat kebijakan moneternya di atas digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan utama BI yaitu inflasi yang rendah dan stabil. Keempat alat tersebut digunakan sesuai dengan kondisi perekonomian yang ada.




  • Suku Bunga



Suku bunga adalah bunga yang dikenakan pada uang yang dipinjamkan oleh Bank kepada nasabahnya. Bank Indonesia menetapkan Suku Bunga Kebijakan (BI Rate) sebagai referensi suku bunga pada perekonomian Indonesia. BI rate menandai tingkat suku bunga acuan yang dikenakan pada lembaga-lembaga keuangan yang meminjam pada Bank Indonesia.



Bank umum (bank penerima deposito) menetapkan suku bunga Berlaku pada nasabahnya yang meminjam pada Bank. Sehingga, jika BI menurunkan BI Rate, maka suku bunga bank akan menurun dan sebaliknya, jika BI menaikkan BI rate maka suku bunga bank juga akan naik.



Suku bunga juga mempengaruhi arus modal asing masuk dan keluar dari Malaysia. Semakin tinggi suku bunga maka semakin besar kemungkinan untuk menarik arus modal hingga meningkatkan nilai nilai tukar rupiah. Peningkatan suku bunga, akan mendorong masyarakat untuk menabung dan mengurangi permintaan uang yang cenderung memancing inflasi.




  • Operasi Pasar Terbuka



Operasi Pasar Terbuka atau OPT merupakan kebijakan moneternya yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengendalikan ekspansi atau kontraksi kredit perbankan, sehingga dapat mempengaruhi tingginya suku bunga. OPT dilakukan dengan cara bank Indonesia menjual atau membeli surat-surat berharga negara wajib atau SBN (Surat Berharga Negara) melalui pasar modal.



Jika Bank ingin menurunkan suku bunga di pasar, maka Bank akan membeli SBN dengan tambahan uang dalam jumlah besar. Dengan begitu, permintaan uang dari masyarakat akan meningkat, nilai tukar rupiah dan impor dapat menjadi stabil, dan total permintaan dalam ekonomi dapat berjalan dengan stabil.



Sebaliknya, jika Bank ingin menaikkan suku bunga di pasar, maka Bank akan menjual SBN yang dimilikinya dan memberikan sinyal ke pasar keuangan bahwa Bank Indonesia sedang menjaga agar suku bunga tidak melebihi tingkat inflasi yang ada.




  • Fasilitas Pembiayaan Likuiditas Intraday (FPIL)



FPIL atau Fasilitas Pembiayaan Likuiditas Intraday menyelesaikan masalah likuiditas perbankan yang mengalami kekurangan. FPIL merupakan fasilitas bagi bank umum untuk menambah likuiditas mereka ketika kekurangan, dengan cara membuka transaksi jual beli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) di pasar uang.



FPIL sangat membantu bank untuk memenuhi persyaratan likuiditas, karena likuiditas yang dimiliki bank satu tidak selalu sama dengan yang dimiliki bank lainnya. Dalam jangka pendek pengaruhnya terlihat pada keseimbangan di sektor perbankan, tersebut untuk menjaga agar tidak terjadi inflasi atau deflasi secara bersamaan.




  • Kebijakan Makroprudensial



Kebijakan Makroprudensial adalah kebijakan yang digunakan oleh BI untuk menjaga ketahanan ekonomi di masa datang, khususnya dalam hal kestabilan sistem keuangan.



Beberapa alat yang digunakan dalam kebijakan Makroprudensial antara lain:




  • Ratio Loan To Value (LTV)

  • Countercyclical Capital Buffer (CCyB)

  • Ratio Liquidity Coverage Ratio (LCR)



Dalam satu aturan, BI memerintahkan pemberlakuan Batas Maksimal Pinjaman (LTV) atau batas maksimum jumlah pinjaman pada nilai jual properti. Pemberlakukan LTV atau deposito minimum dapat mengendalikan besarnya suku bunga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam menggunakan jasa perbankan.



Konklusi:



Implementasi kebijakan moneternya merupakan suatu upaya yang sangat penting dalam pengaturan keseimbangan inflasi dan pertumbuhan ekonomi secara bertahap. Peran BI sebagai bank sentral juga harus lebih ditingkatkan untuk mengintegrasi sinkronisasi kebijakan dengan pihak-pihak swasta. Peningkatan implementasi kebijakan secara efektif akan membantu Bank Indonesia dalam menjalankan tugasnya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mendorong stabilitas keuangan nasional.


Sampai Jumpa Lagi, Sahabatku!


Itulah tadi pembahasan mengenai peran bank sentral, bank umum, dan kebijakan moneter dalam perekonomian suatu negara. Semoga artikel ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi kalian semua. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca artikel ini. Jangan lupa untuk kembali lagi ke situs ini untuk membaca artikel menarik lainnya. Sekian dan terima kasih!
Ad Code
Search
Ad Code
Menu
Theme
Share
Additional JS