0
Labels List
Labels Cloud
Popular Posts
Home  ›  General

Pengertian dan Tahapan Siklus Akuntansi dalam Bisnis


Siklus akuntansi adalah salah satu konsep penting di bidang akuntansi. Secara umum, siklus akuntansi bisa diartikan sebagai serangkaian proses atau tahapan yang harus dilalui oleh perusahaan dalam mencatat, mengolah, dan menyajikan informasi keuangan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan akurat, terpercaya, dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Nah, bagi kamu yang ingin tahu lebih banyak tentang pengertian siklus akuntansi, langsung saja baca artikel ini sampai habis ya!

Pengertian Siklus Akuntansi: Proses Dasar Pencatatan Keuangan


Pengertian Siklus Akuntansi Pencatatan Keuangan

Siklus akuntansi adalah serangkaian aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk mengumpulkan, menganalisis, mencatat, dan menyajikan informasi keuangan. Siklus akuntansi memainkan peran penting dalam proses pencatatan keuangan perusahaan. Siklus akuntansi ini berjalan mulai dari transaksi bisnis hingga penyelesaian transaksi tersebut.


Secara umum, siklus akuntansi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:



  • Transaksi dan Dokumentasi

  • Pencatatan Transaksi

  • Penyesuaian

  • Penutupan Buku

  • Penyusunan Laporan Keuangan



1. Transaksi dan Dokumentasi


Tahap pertama dari siklus akuntansi adalah transaksi dan dokumentasi. Pada tahap ini, perusahaan mencatat transaksi bisnis sehari-hari di dalam buku besar. Transaksi awal yang dicatat dalam buku besar adalah catatan transaksi yang menginformasikan perusahaan mengenai jenis transaksi, waktu transaksi, jumlah uang yang terlibat dalam transaksi, dan detail lain tentang transaksi.


Tahap transaksi dan dokumentasi sangat penting karena merupakan langkah awal dalam proses pencatatan keuangan. Perusahaan harus menentukan transaksi mana yang akan dicatat dalam buku besar dan bagaimana cara mengarsipkan dokumen terkait dengan transaksi tersebut.


Dalam siklus akuntansi, dokumen transaksi yang digunakan untuk mencatat transaksi bisnis sehari-hari antara lain faktur, nota, kwitansi, bon, bukti pengiriman barang, bukti pembayaran, dan sejenisnya. Pembukuan harian yang dihasilkan dari transaksi awal ini nantinya akan menjadi bahan dasar untuk pembukuan bulanan atau tahunan. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan dokumentasi dan pencatatan transaksi dengan benar dan teliti.


Jika transaksi dan dokumentasi tidak dilakukan dengan baik, maka cacat data yang terjadi dapat merusak kredibilitas laporan keuangan dan juga akan berdampak pada keputusan bisnis yang diambil.



2. Pencatatan Transaksi


Tahap kedua dari siklus akuntansi adalah pencatatan transaksi. Pada tahap ini, data yang dihasilkan dari transaksi dan dokumentasi dicatat ke dalam jurnal. Jurnal merupakan buku catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi yang terjadi pada suatu periode tertentu (bulan, triwulan, atau tahun).


Setiap transaksi yang terjadi harus dicatat ke dalam jurnal dengan mengikuti aturan dasar debit dan kredit. Aturan ini digunakan untuk menghindari kesalahan pencatatan transaksi. Untuk setiap transaksi yang dicatat di dalam jurnal, terdapat setidaknya dua entri di dalam jurnal. Setiap entri jurnal akan terdiri dari akun yang terkait dengan transaksi, jumlah uang yang terlibat, dan sisi akun yang memengaruhi transaksi.


Selain itu, perusahaan harus menentukan apakah transaksi tersebut bersifat kredit atau debit. Ini akan membantu perusahaan dalam menentukan apakah transaksi tersebut meningkatkan atau menurunkan posisi keuangan perusahaan. Dalam pencatatan transaksi, perusahaan harus memperhatikan segala hal yang berkaitan dengan pengujian validitas data, penghapusan pengaruh inflasi, serta pengakuan biaya, pendapatan dan aset.



3. Penyesuaian


Tahap ketiga dari siklus akuntansi adalah penyesuaian. Pada tahap ini, dilakukan pencatatan untuk menyesuaikan jumlah yang sebenarnya dengan jumlah yang tercatat di dalam jurnal. Penyesuaian harus dilakukan untuk mengatasi tidak seluruh transaksi dapat dicatat selama periode buku berlangsung dan adanya perbedaan waktu antara transaksi dengan pembebanan.


Penyesuaian diakhiri dengan menjurnal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian terakhir. Setelah itu, tanggal buku besar diubah sesuai dengan tanggal penutupan periode akuntansi yang berlaku agar kemudian dapat dilakukan penutupan buku akuntansi dan pencetakan laporan keuangan.


Penyesuaian sangat penting karena akan memperbaiki perbedaan antara posisi keuangan aktual perusahaan dengan posisi keuangan yang tercatat di dalam jurnal. Tanpa penyesuaian, perusahaan mungkin akan membuat keputusan yang salah karena data yang tidak akurat atau tidak lengkap.



4. Penutupan Buku


Tahap keempat dari siklus akuntansi adalah penutupan buku. Pada tahap ini, dilakukan penutupan sementara atasnya agar kemudian dapat dilakukan penutupan periode akuntansi setelah periode buku telah habis berlangsung.


Penutupan buku adalah proses akuntansi yang dilakukan untuk menutup rekaman transaksi yang terjadi pada periode buku tertentu. Dalam proses ini, akun-akun pendapatan dan biaya ditutup untuk periode tertentu dan kemudian ditransfer ke rekening laba atau rugi untuk periode yang sama.


Setelah penutupan buku dilakukan, penggunaan buku besar untuk periode akuntansi selesai dikunci, dan perusahaan dapat mulai menggunakan buku besar untuk periode buku berikutnya.



5. Penyusunan Laporan Keuangan


Tahap kelima dari siklus akuntansi adalah penyusunan laporan keuangan. Pada tahap ini, perusahaan akan mempersiapkan laporan keuangan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode buku tertentu. Laporan keuangan ini mencakup laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.


Laporan laba rugi memberikan informasi tentang pendapatan, biaya, dan laba atau rugi perusahaan selama periode tertentu. Neraca memberikan informasi tentang aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan pada akhir periode. Laporan arus kas memberikan informasi tentang aliran kas masuk dan keluar perusahaan selama periode tertentu.


Laporan keuangan sangat penting bagi perusahaan karena memberikan informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan ini juga digunakan oleh investasi, kreditur, dan pihak berkepentingan lainnya untuk membuat keputusan bisnis.



Kesimpulan


Siklus akuntansi adalah proses penting dalam pencatatan keuangan perusahaan. Proses ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu transaksi dan dokumentasi, pencatatan transaksi, penyesuaian, penutupan buku, dan penyisihan laporan keuangan. Semua tahapan harus dilakukan dengan benar dan teliti agar data yang diperoleh akurat dan dapat dipercaya. Dalam mencatat transaksi, perusahaan harus memperhatikan segala hal yang berkaitan dengan pengujian validitas data, penghapusan pengaruh inflasi, serta pengakuan biaya, pendapatan dan aset.


Siklus akuntansi harus diikuti oleh setiap perusahaan untuk mencatat dan mengatur keuangan mereka dengan benar. Hal ini akan membantu perusahaan dalam membuat keputusan bisnis dan melakukan pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien.



Tahapan Siklus Akuntansi: Dari Transaksi Hingga Laporan Keuangan


Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan untuk menjaga kelangsungan usahanya. Tahapan-tahapan ini dimulai dari pencatatan transaksi hingga pembuatan laporan keuangan. Tahapan-tahapan tersebut adalah:



1. Pengumpulan dan Pencatatan Data Transaksi


Pencatatan Buku Besar

Tahapan ini sangat penting karena merupakan awal dari seluruh proses akuntansi. Pada tahapan ini, seluruh data transaksi yang dilakukan oleh perusahaan harus dikumpulkan dan dicatat secara akurat dan terperinci. Transaksi yang harus dicatat meliputi semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan perusahaan, seperti pembelian, penjualan, pembayaran, dan penerimaan. Setelah data transaksi terkumpul, maka selanjutnya akan dilakukan pencatatan dalam buku besar. Pencatatan ini harus dilakukan secara sistematis dan teratur agar memudahkan dalam proses pelaporan dan analisis keuangan di kemudian hari.



2. Penyusunan Jurnal Umum dan Buku Besar


Jurnal Umum

Pada tahapan ini, setiap transaksi yang telah dicatat akan disusun dalam bentuk jurnal umum dan buku besar. Jurnal umum berisi semua transaksi yang telah dicatat dengan urutan kronologis, sedangkan buku besar berisi catatan lengkap tentang transaksi yang telah dilakukan. Dalam buku besar, setiap transaksi memiliki akun tersendiri yang terdiri dari informasi mengenai debet dan kredit akun. Tujuan dari penyusunan jurnal umum dan buku besar ini adalah untuk menyederhanakan informasi finansial perusahaan dan menjadi dasar dalam penyusunan laporan keuangan di kemudian hari.



Seiring dengan perkembangan teknologi, proses penyusunan jurnal umum dan buku besar dapat dilakukan dengan menggunakan software akuntansi. Dengan menggunakan software, proses akuntansi akan lebih terstruktur dan memudahkan dalam pelaporan keuangan perusahaan.



3. Penyesuaian dan Penyusunan Neraca Saldo


Neraca Saldo

Tahapan ini meliputi penyesuaian transaksi akuntansi yang belum tercatat pada periode akuntansi tertentu. Transaksi yang belum tercatat ini meliputi transaksi yang terjadi sebelum atau setelah periode akuntansi tersebut berlangsung. Penyesuaian ini penting dilakukan agar laporan keuangan yang dihasilkan benar-benar mencerminkan kondisi finansial perusahaan pada periode akuntansi yang bersangkutan.



Setelah dilakukan penyesuaian pada transaksi yang belum tercatat, maka selanjutnya dilakukan penyusunan neraca saldo atau trial balance. Neraca saldo akan menampilkan saldo akun-akun perusahaan yang dihitung berdasarkan selisih antara total debet dan kredit akun. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengevaluasi seberapa baik sistem akuntansi yang digunakan perusahaan dan apakah ada kesalahan atau tidak dalam pencatatan transaksi.



4. Pembuatan Laporan Keuangan


Laporan Keuangan

Tahapan terakhir dalam siklus akuntansi adalah pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari tiga jenis laporan yaitu laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Ketiga laporan ini memberikan informasi penting tentang kondisi finansial perusahaan yang sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan secara terencana dan tepat.



Laporan laba rugi akan menampilkan informasi tentang laba atau rugi bersih yang dihasilkan oleh perusahaan pada periode tertentu. Neraca akan menampilkan informasi tentang aset, utang, dan modal perusahaan pada akhir periode tertentu. Sedangkan laporan arus kas akan menampilkan informasi tentang arus masuk dan keluar kas selama periode tertentu.



Setelah laporan keuangan sudah disusun, perusahaan harus menyajikan laporan keuangan kepada pihak yang berkepentingan seperti investor, kreditor, dan pemerintah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk transparansi dan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan hukum. Dalam pengiriman laporan keuangan, perusahaan harus mengikuti ketentuan dan prosedur yang berlaku.



Dari penjelasan diatas, bisa disimpulkan bahwa siklus akuntansi sangat penting bagi kelangsungan usaha perusahaan. Dengan menjalankan tahapan-tahapan dalam siklus akuntansi, maka perusahaan akan mampu menyediakan informasi finansial yang akurat dan jelas, sehingga bisa membantu perusahaan dalam mengambil keputusan terbaik untuk masa depan perusahaan.


Sampai Jumpa Lagi


Itulah pengertian siklus akuntansi yang perlu kamu ketahui. Tentu saja masih banyak hal lain yang bisa kamu pelajari jika ingin menjadi seorang akuntan terbaik. Jangan lupa untuk selalu mengikuti update terbaru dari kami hanya di website kami. Terima kasih telah membaca artikel ini dan sampai jumpa lagi!
Ad Code
Search
Ad Code
Menu
Theme
Share
Additional JS